Ekuilibrium atau keseimbangan merupakan keadaan
dimana adanya keseimbangan dalam kekuatan yang saling mempengaruhi sehingga tidak
terdapat kecenderungan untuk terjadinya perubahan. Sebagai mahluk berakal,
manusia diciptakan oleh Allah ke bumi untuk dijadikan sebagai khalifah, atau
sebagai pemimpin. Dengan kelebihan terebut manusia dapat melakukan perbuatan
yang baik, akan tetapi juga dapat melakukan perbuatan buruk. Seringkali manusia
tidak memanfaatkan kelebihan yang Allah berikan sehingga mereka tidak
menjalankan kewajibannya sebagai khalifah untuk menjaga dan melestrarikan
lingkungan. Seringkali terdapat banyak masalah lingkungan yang disebabkan oleh
manusia, seperti halnya masalah pencemaran lingkungan ataupun kerusakan
lingkungan sebagai contoh masalah lumpur lapindo di Sidoarjo ataupun masalah
hutan sawit di Kalimantan.
Dalam pemenuhannya, ekuilibrium yang seharusnya
terjadi antara manusia dan alam sangat dipengaruhi oleh paradigma politik. Hal
ini dikarenakan ekuilibrium tersebut sangat terikat dengan konsep ekonomi yang
dijalankan oleh negara itu sendiri, sebagai contoh konsep ekonomi yang
seringkali digunakan ialah kapitalisme yang pada kenyataannya menyebabkan
persaingan ekonomi antar negara. Persaingan tersebut sangat berperan besar
dalam disekuilibrium antara manusia dengan alam, sebab seringkali negara-negara
yang berperan dalam persaingan tersebut memperebutkan sumber daya alam dari
negara-negara yang memilikinya. Untuk bertahan dalam perang dagang,
negara-negara tersebut memerlukan pasokan sumber daya alam yang tidak sedikit,
sehingga persaingan tersebut hanya memperparah kerusakan alam yang disebabkan
oleh manusia.
Di dalam diskursus ekuilibrium itu sendiri, nilai-nilai
agama islam belum dapat diterapkan dalam equilibrium antara manusia dengan
alam. Hal ini dikarenakan banyak sekali negara islam atau yang memiliki agama
islam sebagai agama mayoritas masyarakatnya belum termasuk sebagai negara yang
maju secara intelektual sehingga tidak bergantung pada SDA sebagai penopang
ekonomi dan perkembangannya. Seringkali negara-negara tersebut masih menerapkan
sistem ekonomi kapitalis yang bertentangan dengan nilai ekonomi islam. Akan
tetapi menurut pendapat Suwarsono Muhammad Islam masih memiliki kemungkinan
untuk berjaya kembali melalui prinsip kapitalisme religius, sebab nilai-nilai
ekonomi islam sebenarnya sangat dekat degan nilai-nilai sosialisme yang
mengedepankan kaum-kaum tertindas.
Pada dasarnya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan sudah terkandung di dalam nilai-nilai dasar agama islam, yang
dibuktikan melalui perilaku Nabi Muhammad yang sangat melindungi seluruh
makhluk hidup dan tidak mengedepankan keuntungan duniawi. Sayangnya teologi
lingkungan yang terkandung tersebut belum diwujudkan melalui tindakan oleh umat
islam pada masa ini, dan masih banyak diceramahkan sebagai slogan saja. Alhasil
hal tersebut menimbulkan sulitnya untuk mendapatkan legitimasi terhadap lingkungan
dikalangan masyarakat Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Berkunjung DI BLOG TAKMIR MASJID AL-AZHAR Fakultas Hukum UII