30 Mar 2021

Kajian : Disekuilibrium Relasi Manusia Dengan Alam, Bagaimana Perlindungan Dan Pengelolaannya Dalam Perspektif HAM Islam.

 
Ekuilibrium atau keseimbangan merupakan keadaan dimana adanya keseimbangan dalam kekuatan yang saling mempengaruhi sehingga tidak terdapat kecenderungan untuk terjadinya perubahan. Sebagai mahluk berakal, manusia diciptakan oleh Allah ke bumi untuk dijadikan sebagai khalifah, atau sebagai pemimpin. Dengan kelebihan terebut manusia dapat melakukan perbuatan yang baik, akan tetapi juga dapat melakukan perbuatan buruk. Seringkali manusia tidak memanfaatkan kelebihan yang Allah berikan sehingga mereka tidak menjalankan kewajibannya sebagai khalifah untuk menjaga dan melestrarikan lingkungan. Seringkali terdapat banyak masalah lingkungan yang disebabkan oleh manusia, seperti halnya masalah pencemaran lingkungan ataupun kerusakan lingkungan sebagai contoh masalah lumpur lapindo di Sidoarjo ataupun masalah hutan sawit di Kalimantan.


Dalam pemenuhannya, ekuilibrium yang seharusnya terjadi antara manusia dan alam sangat dipengaruhi oleh paradigma politik. Hal ini dikarenakan ekuilibrium tersebut sangat terikat dengan konsep ekonomi yang dijalankan oleh negara itu sendiri, sebagai contoh konsep ekonomi yang seringkali digunakan ialah kapitalisme yang pada kenyataannya menyebabkan persaingan ekonomi antar negara. Persaingan tersebut sangat berperan besar dalam disekuilibrium antara manusia dengan alam, sebab seringkali negara-negara yang berperan dalam persaingan tersebut memperebutkan sumber daya alam dari negara-negara yang memilikinya. Untuk bertahan dalam perang dagang, negara-negara tersebut memerlukan pasokan sumber daya alam yang tidak sedikit, sehingga persaingan tersebut hanya memperparah kerusakan alam yang disebabkan oleh manusia.

Di dalam diskursus ekuilibrium itu sendiri, nilai-nilai agama islam belum dapat diterapkan dalam equilibrium antara manusia dengan alam. Hal ini dikarenakan banyak sekali negara islam atau yang memiliki agama islam sebagai agama mayoritas masyarakatnya belum termasuk sebagai negara yang maju secara intelektual sehingga tidak bergantung pada SDA sebagai penopang ekonomi dan perkembangannya. Seringkali negara-negara tersebut masih menerapkan sistem ekonomi kapitalis yang bertentangan dengan nilai ekonomi islam. Akan tetapi menurut pendapat Suwarsono Muhammad Islam masih memiliki kemungkinan untuk berjaya kembali melalui prinsip kapitalisme religius, sebab nilai-nilai ekonomi islam sebenarnya sangat dekat degan nilai-nilai sosialisme yang mengedepankan kaum-kaum tertindas.

Pada dasarnya perlindungan dan pengelolaan lingkungan sudah terkandung di dalam nilai-nilai dasar agama islam, yang dibuktikan melalui perilaku Nabi Muhammad yang sangat melindungi seluruh makhluk hidup dan tidak mengedepankan keuntungan duniawi. Sayangnya teologi lingkungan yang terkandung tersebut belum diwujudkan melalui tindakan oleh umat islam pada masa ini, dan masih banyak diceramahkan sebagai slogan saja. Alhasil hal tersebut menimbulkan sulitnya untuk mendapatkan legitimasi terhadap lingkungan dikalangan masyarakat Muslim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Telah Berkunjung DI BLOG TAKMIR MASJID AL-AZHAR Fakultas Hukum UII

@Way2themes

Follow Me